Langit kelabu, awan bergerak cepat
Hembusan angin semakin dingin terasa
Selang beberapa saat mataku tertutup…
Aku tak dapat lagi melihat cahaya, ataupun melihatmu disampingku
Tapi, telingaku masih dapat mendengar suara tangisanmu
Tubuhku perlahan melemah, detak jantung berhenti seiring berhentinya darah ditubuhku
Akupun menangis menahan rasa sakit
Karena saat itupun jiwaku telah berpisah dari raga
Kini aku bisa menatapmu
Yang menangis tiada henti melepas kepergianku
Inginku berteriak, memohon jangan tangisi aku
Bukankah ini lebih baik untukku, ?
Daripada harus menahan luka batin yang selama ini aku derita…
Tapi percuma, kau tak bisa lagi mendengar teriakanku
Akupun turut menangis, melihat betapa memprihatinkan wajahku yang pucat tak bernadi
Tapi itulah wajah terakhirku yang bisa kau nikmati
Maaf…. Aku tak bisa tersenyum di detik detik terakhirku
Karena aku pulang kehadiratNya membawa sejuta luka yang tak kunjung sembuh
Maafkan aku, jika selama ini sempat membuatmu tersakiti oleh ulahku
Maafkan jika aku tak bisa membuatmu bahagia
Aku berharap setelah kepergianku
kau kan dapatkan kebahagiaan abadi yang tak sempat ku berikan untukmu
semoga orang yang bersamamu saat ini adalah kiriman dari Tuhan untuk membuat hidupmu
sempura setelah aku tak ada lagi
Aku tak dapat lagi bertahan
Inilah saat terakhirku,
Berhentilah menangis sayang, tangisanmu tak ada gunanya lagi
Seandainya tangisan itu datang lebih awal sebelum ajalku tiba
Aku masih bahagia melihatnya, karena itu adalah tangisan kesadaran setelah kau permainkan cintaku
Kini… kumohon berikan senyuman yang terindah saat melepasku
Selamat tinggal sayang…